Saat Wukuf di Arafah, Perbanyak Zikir, Doa, dan Tobat kepada Allah
Wukuf di Arafah adalah inti dari prosesi haji yang tak terpisahkan. Pada tanggal 9 Zulhijah, sejak tergelincirnya matahari hingga sebelum fajar pada hari Nahar (10 Zulhijah), jutaan jamaah haji berkumpul di padang Arafah untuk melaksanakan ibadah. Inilah saat yang dinantikan, saat di mana setiap detik berharga untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Begitu wukuf dimulai, khutbah Arafah menjadi pembuka rangkaian ibadah. Imam atau pemimpin rombongan menyampaikan khutbah yang mengingatkan jamaah tentang pentingnya hari tersebut. Setelah itu, dilaksanakan salat Zuhur dan Asar dengan cara qasar dan jamak takdim, yakni menggabungkan kedua salat dalam satu waktu dengan satu azan dan dua iqamat, khususnya bagi yang tidak bisa berhenti di Namirah.
Tidak hanya salat, hari Arafah adalah momen untuk memperbanyak tahmid (memuji Allah), tahlil (mengucap “La ilaha illallah”), takbir (mengucap “Allahu Akbar”), serta berdoa dan berzikir kepada Allah SWT. Membaca Al-Quran dan mengingat kebesaran-Nya menjadi aktivitas yang sangat dianjurkan. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, Rasulullah SAW bersabda bahwa tidak ada hari yang amal salihnya lebih disukai Allah daripada sepuluh hari pertama bulan Zulhijah, termasuk hari Arafah.
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم مَا مِنْ أَيَّامِ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ يَعْنِي أَيَّامَ الْعَشْرِ [رواه أبو داود وصححه الأباني]
“Dari Ibnu Abbas [diriwayatkan] ia berkata: Rasulullah Saw bersabda: Tidak ada hari di antara hari-hari yang melakukan amal salih pada hari tersebut lebih disukai oleh Allah daripada hari-hari ini, maksudnya hari-hari selama sepuluh hari pertama Zulhijah.” (HR. Abu Dawud, disahihkan oleh al-Albani).
Doa-doa yang dipanjatkan di Arafah memiliki peluang besar untuk dikabulkan. Doa dan zikir yang dianjurkan oleh Nabi Saw ialah:
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Tiada Tuhan selain Allah sendiri-Nya, tiada sekutu bagi-Nya, Dia lah yang memiliki kerajaan dan yang memiliki segala pujian, dan Dia maha kuasa atas segala sesuatu.”
Hal di atas ini berdasarkan hadis Nabi Saw:
عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِهِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ خَيْرُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ وَخَيْرُ مَا قُلْتُ أَنَا وَالنَّبِيُّونَ مِنْ قَبْلِي لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ [رواه الترمذي وحسنه الألباني]
“Dari ‘Amr Ibn Syu‘aib dari kakeknya [diriwayatkan] bahwa Nabi saw bersabda: Sebaik-baik doa adalah doa hari Arafah dan sebaik-baik ucapan yang aku dan Nabi-nabi sebelumku ucapkan adalah lā ilāha illā Allāhu waḥdahu lā sharīka lahu lahu al-mulku wa lahu al-ḥamdu wa huwa ‘alā kulli shay’in qadīr [Tiada Tuhan selain Allah sendiri-Nya, tiada sekutu bagi-Nya, Dia lah yang memiliki kerajaan dan yang memiliki segala pujian, dan Dia maha kuasa atas segala sesuatu].” (HR. at-Tirmizi, dihasankan oleh al-Albani).
Selain itu, hari Arafah adalah hari pembebasan dari neraka paling banyak dilakukan oleh Allah. Menurut hadis yang diriwayatkan oleh Ibn al-Musayyab, ‘Aisyah menyatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنْ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ وَإِنَّهُ لَيَدْنُو ثُمَّ يُبَاهِي بِهِمُ الْمَلَائِكَةَ فَيَقُولُ مَا أَرَادَ هَؤُلَاءِ [رواه مسلم]
“Tiada suatu hari pun yang Allah lebih banyak membebaskan seorang hamba dari api neraka selain dari hari Arafah. Allah mendekat dan berbangga kepada para Malaikat dengan mengatakan, apa yang dikehendaki oleh mereka ini” (HR. Muslim).
Maka dari itu, saat wukuf di Arafah, jamaah dianjurkan untuk memperbanyak zikir, doa, istigfar dan tobat. Penyesalan atas dosa-dosa dan memohon ampun dengan khusyuk dan ikhlas menjadi bagian penting dari ibadah di hari yang agung ini. Setiap doa yang dipanjatkan, setiap zikir yang dilafalkan, semua menjadi upaya mendekatkan diri kepada Allah dan mengharapkan rahmat-Nya.
Referensi:
Pimpinan Pusat Muhammadiyah, “Tuntunan Manasik Haji”, dalam Berita Resmi Muhammadiyah: Tanfidz Keputusan Musyawarah Nasional Tarjih XXVIII, 2015.
Sumber: https://muhammadiyah.or.id/2024/06/saat-wukuf-di-arafah-perbanyak-zikir-doa-dan-tobat-kepada-allah/